Setiap kita yang ada di dunia ini diciptakan untuk sebuah tujuan ilahi. Saya percaya bahwa tidak ada sesuatu apapun yang ada di kolong langit ini yang diciptakanNya tanpa tujuan. Setiap kita yang ada juga mempunyai sebuah panggilan ilahi.
Maria dipanggil Tuhan untuk melahirkan Juru Selamat yang oleh ketaatannya kita orang berdosa boleh selamat dari hukuman dosa. Saya percaya hal yang dialami Maria tidak mudah karena pada waktu itu Maria baru bertunangan dengan kekasih hatinya Yusuf. Mereka belum menikah dan Maria akan mengandung seorang anak. Kita mengerti bahwa hukum yang berlaku pada masa itu untuk orang yang berzinah atau mengandung di luar nikah adalah hukuman rajam. Sungguh suatu hal yang sangat sulit buat Maria berkata “Ya” untuk apa yang Tuhan ingin kerjakan dalam hidupnya, tetapi, kita mengetahui bahwa jawaban yang keluar dari mulut Maria adalah “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Jawaban yang luar biasa menurut saya.
Ketika suatu hari 17 tahun yang lalu suami saya mengungkapkan panggilan Tuhan untuk pelayanan ini, saya juga seperti Maria yang berpikir, ‘mana mungkin’, karena pertama, baik suami saya maupun saya tidak mengerti apapun mengenai narkoba. Kedua, kami dengan 3 (tiga) orang anak kami harus pindah dari kota besar ke desa kecil. Ketiga, kami harus menjual semua yang kami miliki untuk panggilan ini. Bagi saya hal ini sungguh sangat berat sehingga saya harus bergumul antara ‘saya’ atau ‘panggilan’ Tuhan dalam hidup keluarga saya. Tetapi, lewat doa – doa pergumulan saya, lewat janji – janji yang Tuhan berikan, itulah yang menguatkan saya. Akhirnya saya bisa berkata “Ya” untuk panggilan Tuhan ini.
Bukankah Dia yang memanggil, Dia juga memperlengkapi? Dia yang menjagai dan Dia yang mencukupi? Dia Tuhan yang luar biasa. Dia berkata, “Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh kedalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh 12: 24).
Kata ‘Mati’ disini dalam salah satu terjemahan artinya ‘Die to self’. Hidup kita akan berarti jika kita ‘die to self’ dan hidup bagi Dia.
Tuhan Yesus Memberkati kita semua.